MELAWAN KEBODOHAN

Manusia sejatinya telah diberikan Tuhan secara Khusus punya akal dan kebijaksanaan yang mulia maka dari itu peliharalah dengan baik, dengan itu Kaula muda Minahasa harus melawan kebodohan dengan intelegensi, kaula Minahasa merupakan kaum milenial yang berpotensi yang pasti membawa perubahan kedepan untuk tempat lahirnya terutama daerah nantinya.

Generasi muda mudi minahasa merupakan aset utama yang berharga untuk menciptakan suatu perubahan. Maka dari itu Kalahkan Gengsimu, kalahkan Gaya bosmu, kalahkan Malasmu, kalahkan egoismu,kalahkan kesombongan yang sia sia, berilah kesempatan bagi masamudamu untuk melihat indahnya hari-hari yang cerah untuk saling berbagi, terutama tanamkan nilai rohani sebagai manusia yang berTuhan, karna itu merupakan pegangan dasar akan moralitas.

Situasi zaman pasti berubah, jika kita hanya berdiam diri tanpa melakukan sesuatu untuk pribadi kita dan keluarga kita, maka kita pasti akan di cap sebagai Orang yang tak berguna.

Pertama adalah mengubah mental dan sikap sesuai hati nurani pribadi kita, kenapa penulis menyinggung kata "mental" karna perubahan seharusnya bicara tentang kesadaran secara personal atau kesadaran sosial.

Penulis tidak membandingkan orang yang bersekolah atau tidak bersekolah, ataupun Orang yang punya ilmu pendidikan tinggi, atau yang punya pendidikan Rendah tidak sama sekali.

Karana itu kita harus melawan kebodohan yang cendrung menjajah pikiran kita, bicara kebodohan sangat luas pengertiannya, rasa peduli harus ditanamkan dalam tindakan.

Di era ini, Kebodohan yang di maksud penulis adalah Kecanduan Geget atau dipengaruhi oleh teknologi  yang secara instan dan dibiasakan tanpa sadar sudah membuang waktu-waktu yang berharga.

Penulis mengajak Kaula Minahasa untuk mengetahui rasa solidaritas dalam berkelompok, karna kaula muda minahasa, setahu penulis punya kultur yang kental dengan kebersamaan baku baku tulung, baku beking jadi orang sesuai filosofi Bpk Sam Ratulagi " sitou timou tumou tou". Penulis tidak menyinggung kelemahan dalam sisi negatifnya.

Melawan kebodohan bukan berarti harus sekolah tinggi, punya uang banyak atau merendahkan  (mendiskreditkan) orang lain dan selalu dianggap benar, tidak juga tapi harus punya rasa empati dan simpati akan situasi lingkungan dan selalu memberi hal hal yang positif. Tidak butuh pencitraan perspektif, tapi Pencitraan murni  saja, Maka dari itu Cintailah budaya, cintailah masadepan.

Dengan adanya Wawasan baik  ilmu dan pengetahuan , maka kebodohan jauh dari kita, akal sehatpun selalu dekat Ketika penguatan Moral dan Rohani tela dijunjung...

Komentar

Postingan Populer